Syekh Nuruddin Awalnya Belajar Bahasa Melayu Di Aceh, Lalu Memperdalam Ilmu Agamanya Saat Beribadah Haji Ke Makkah. Sepulang Dari Makkah, Didapati Bahwa Di Aceh, Aliran Wujudiyah Sudah Berkembang. Jelaskan Apa Itu Aliran Wujudiyah? [Soal Hal. 170-173 PAI SMA Kelas XI Kurikulum Merdeka]

Syekh Nuruddin awalnya belajar bahasa Melayu di Aceh, lalu memperdalam ilmu agamanya saat beribadah haji ke Makkah. Sepulang dari Makkah, didapati bahwa di Aceh, aliran wujudiyah sudah berkembang. Jelaskan apa itu aliran wujudiyah? [Soal Hal. 170-173 PAI SMA Kelas XI Kurikulum Merdeka] - Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Waratabarakatuh semua teman - teman pelajar dari seluruh Nusantara yang ada di sabang sampai merauke tentunya. Balik lagi bersama gua disini,,, di mana lagi kalau bukan di seocontoh.web.id.
Pada artikel kali ini gua akan melakukan pembahasan soal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaps semakin sering kita melakukan pembahasan soal, baik itu pembahasan soal pada mata pelajaran PAI ataupun mata pelajaran lainnya, maka semakin bertambah pula ilmu serta wawasan kita. Tanpa basa – basi lagi ayo kita langsung menuju ke pembahasan soalnya…

Pembahasan Soal Halaman 170-173 PAI SMA Kelas 11 Kurikulum Merdeka

Soal Uraian Nomor 4 :
4. Syekh Nuruddin awalnya belajar bahasa Melayu di Aceh, lalu memperdalam ilmu agamanya saat beribadah haji ke Makkah. Sepulang dari Makkah, didapati bahwa di Aceh, aliran wujudiyah sudah berkembang. Jelaskan apa itu aliran wujudiyah?


Jawaban : (soal uraian nomor 4)
Aliran wujudiyah merupakan aliran dalam tarekat atau tasawuf yang menyatakan bersatunya/menyatunya Khaliq dengan Makhluk. Aliran tersebut, menurut mayoritas ulama adalah sesat, oleh karena itu harus dihindari.


Pembahasan : (soal uraian nomor 4)
Syekh Nuruddin lahir pada sekitar akhir abad ke-16 di kota Ranir, wilayah Gujarat India. Beliau wafat pada tanggal 21 September tahun 1658 M. Pada tahun 1637 M, beliau datang ke Aceh, dan menjadi penasehat kesultanan di daerah tersebut hingga tahun 1644 M.
Syekh Nuruddin pada awalnya mempelajari bahasa Melayu di Aceh, kemudian memperdalam pengetahuan agama pada saat beliau beribadah haji ke Makkah. Sepulang dari Makkah, didapati bahwa pengaruh dari Syamsuddin as-Sumatrani sudah sangat besar di Aceh. Dikarenakan tidak cocok dengan aliran wujudiyah (paham yang dianut serta dikembangkan oleh Syekh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani), Syekh Nuruddin kemudian pindah ke Semenanjung Malaka untuk memperdalam ilmu agama dan juga bahasa Melayu di sana.
Sebagai ikhtiar untuk menyanggah pendapat dan juga paham wujudiyah, Syekh Nuruddin menulis beberapa kitab, antara lain yaitu Syarāb al-‘Asyiqīn (Minuman Para Kekasih), Asrār al-‘Ārifīn (Rahasia Orang yang Mencapai Pengetahuan Sanubari), dan Al-Muntahi (Pencapai Puncak). Di samping itu, beliau juga menyanggah ajaran dari Hamzah Fanzuri melalui polemik-polemik terbuka dengan para pengikut wujudiyah.


Itu dia tadi pembahasan soal Pendidikan Agama Islam mengenai “Syekh Nuruddin awalnya belajar bahasa Melayu di Aceh, lalu memperdalam ilmu agamanya saat beribadah haji ke Makkah. Sepulang dari Makkah, didapati bahwa di Aceh, aliran wujudiyah sudah berkembang. Jelaskan apa itu aliran wujudiyah?”, semoga dengan adanya pembahasan soal serta penjabaran jawaban di atas, bisa membantu teman – teman pelajar untuk bisa lebih memahami materi pelajaran yang terkait dengan soal tersebut, terimakasih…

Sampai jumpa lagi, Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url